berbuatlah sesukamu tapi ingat kau akan mati

Dariungkapan ini jelas bahwa Ibnu Taimiyyah tidak membenarkan amalan maulid Nabi, bukan seperti yang dipahami oleh Ibnu KhariQ. Yang dimaksud oleh Ibnu Taimiyyah adalah seseorang yang mengagungkan dan mencintai Rasulullah maka ia akan diberi pahala atas niatnya tapi amalan maulid Nabi yang ia lakukan maka itu adalah bid`ah. Nabibersabda, yang maknanya, "Jibril mendatangiku. Lalu ia berkata, 'Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena sesungguhnya kamu akan mati; cintailah apa yang kamu suka karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya'. Berbuatlahsesukamu karena sungguh apa saja. Beribadah, berdzikir, taat, mabuk, berzina, menghina Tuhan atau menghilangkan nyawa manusia tanpa hak, tapi ingat suatu saat kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua perbuatanmu hari ini. Hidup adalah tak melulu mencari kebahagiaan atau beribadah mati-matian tak kenal waktu. Hidup Ingetakh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan." Jawab Ilmi. Ingat bahwa Iman adalah perkara meyakini hal yang ghaib dan dalam perkara mengimani yang ghaib ini kaidahnya adalah Jika Allah mengabarkan maka jangan "Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya Vay Tiền Trả Góp Tháng Tư Nhân. Malaikat Jibril pernah berpesan kepada Rasuulullooh Shollalloohu Alaihi Wasallam. Hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa akhirnya kamu akan mati Cintailah siapapun, tapi ingat pada suatu saat kamu akan berpisah dengan yang engkau cintai itu Berbuatlah sekehendak hatimu, tapi ingat kamu akan menerima balasannya.’ Begitulah sekiranya pesan yang diterima oleh Pribadi Spesial, Rasuulullooh Shollalloohu Alaihi Wasallam ., inspirator dan teladan dalam setiap aktivitas kita. Sahabat sekalian, mohon maaf jika dalam tulisan ini saya berlaku tidak adil terhadap sahabat-sahabat sekalian, terkesan menggurui dan so’ ustadz. Saya tidak bermaksud demikian. Kenapa kukatakan tidak adil? Bisa jadi sahabat sekalian belum tergabung dalam sebuah aktivitas kajian atau karena belum sampainya informasi ini kepada sahabat sekalian, saya minta maaf.. Sahabat, mari sejenak kita duduk dan dengarkan’ apa yang kusampaikan. Jika sahabat tertarik, maka duduk dan bacalah, jika tidak berkenan maka tutup dan simpanlah. Aku berdoa semoga dilain kesempatan sahabat mau membukanya kembali. Mohon maaf juga jika selama membaca sahabat akan banyak menemui kalimat-kalimat yang menunjukkan aktivitas pribadi dan seakan inilah saya yang sesungguhnya’! Ini juga menjadi bahan muhasabah bagi diri saya. Saya memohon ampun kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala, Dzat yang jiwa saya dalam genggaman-Nya. Sahabat, sadarkah kita saat kita melakukan segala aktivitas? Jika tidak sadar alias gila, bersyukurlah bagaimana cara bersyukurnya orang gila yaa?! Jadi bingung $ karena aktivitas orang gila tidak akan dihisab oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala. Atau bersyukurlah sahabat sekalian saat melakukan aktivitas yang dilarang agama karena khilaf, bersyukurlah kalian saat terlambat bangun tidur sehingga telat shalat shubuh karena Allah tidak akan menghisab sebagai dosa. Bersyukurlah, jika sahabat belum memakai jilbab secara syar’I, jilbab adalah baju kurung, terusan, dan pakai kerudung, bukan pengertian jilbab sekarang; atas kerudung bawah jeans!? karena sahabat belum dianggap dewasa alias belum haid dan nifas. Lantas bagaimana sahabatku, jika kita memang benar-benar sehat secara akal jika tidak yakin silakan cek ke dokter umum atau psikiater, pastikan diri sahabat sehat dan benar-benar sehat akalnya? Lantas bagaimana jika sahabat sudah pastikan juga bahwa sahabat sekalian tidak sedang tidur, terbangun atau sedang mengigau? Lantas bagaimana jika sabahat sudah pastikan pula bahwa sahabat juga sudah dewasa? Sahabat cowok dewasa secara syar’I; aqil baligh/pernah bermimpi’, ciri-ciri kerennya; berjenggot, tumbuh kumis, jakun, berotot dan mbois Bahasa Jatim; macho. Bagi sahabat cewek dewasa secara syar’I; sudah haid dan nifas, ciri-ciri lainnya tumbuh payudara, suka dandan, dan sebagainya. Jika semua itu sudah sahabat pastikan bahwa sahabat sekalian dalam keadaan sehat secara akal, badan, lalu tidak sedang bermimpi, dan telah dewasa, maka ceritanya lain sahabatku. Sekarang saya katakan, itu semua adalah Musibah! Walaupun musibah juga harus disyukuri karena itu ketetapan Allah yang tidak boleh kita elakkan . Kenapa kukatakan musibah? Karena setelah itu sahabat semua terikat sebuah aturan. Aturan bagi orang dewasa dan aturan bagi orang yang sehat akalnya. Aturan apa sahabatku? Aturan main. Sahabat cowok tentu pernah main bola dong..? kalau belum, cobain dulu deh, mumpung lagi demam piala dunia,.. Sahabat cewek juga boleh kok sesekali nonton sepak bola, gak bayar! apa ada yang bayar? Disana ada wasit sebagai penegak aturan main dan pemain yang terdiri dari sebelas orang masing-masing kubu. Mereka akan bekerja secara tim untuk mengolah si kulit bundar menjadi sebuah goal, kemenangan! Selama pertandingan berlangsung, si wasit akan meniup peluit baik itu karena terjadi pelanggaran, melanggar peraturan, atau karena memang terjadi goal. Wasit juga akan memberikan sebuah kartu kuning untuk pelanggaran ringan dan kartu merah untuk pelanggaran kategori berat. Pemain yang taat peraturan tidak akan mendapat kartu kuning apalagi merah. Bagaimana jika si pemain bermain semau dan sekehendak hatinya? Misal; bagi pemain yang handsball, melakukan tackling, body, sepak kaki pemain lawan, mengangkat kaki hingga sampai muka, offside, penalty, berkata kasar dan semacamnya tentu akan mendapat sanksi berupa kartu kuning sebagai peringatan dan kartu merah jika pelanggarannya begitu berat. Jika telah mendapat kartu merah tamatlah riwayat si pemain. Ia akan diusir dari arena pertandingan. Ia mendapat sanksi. Sanksi akan diberikan langsung oleh wasit kepada si pemain karena pelanggaran yang dibuat oleh si pemain sendiri. Secara langsung, ditempat! Dan jika pertandingan usai, maka wasit akan menetapkan siapa pemenangnya, yakni dialah yang berhasil memasukkan bola ke gawang lawan paling banyak. Maka, pemain yang memperoleh kemenangan juga akan mendapat penghargaan atas usahanya, berupa Piala Kemenangan. Sahabat sekalian, terus apa hubungannya dengan permasalahan hidup yang kita bahas tadi? Seperti halnya permainan sepak bola yang memiliki aturan main, demikian juga dengan kehidupan kita. Ada aturan mainnya! Seperti pesan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad Shollalloohu Alaihi Wasallam. Hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa akhirnya kamu akan mati Cintailah siapapun, tapi ingat pada suatu saat kamu akan berpisah dengan yang engkau cintai itu Berbuatlah sekehendak hatimu, tapi ingat kamu akan menerima balasannya.’ Jika kita ummatnya Nabi Muhammad Shollalloohu Alaihi Wasallam, maka pesan itu berlaku bagi kita. Missal; Jika sahabat berpacaran sebelum menikah atau berdua-duaan tanpa mahram alias ber-khalwat, maka silahkan saja lakukan sekehendak hatimu, tapi ingat sahabat sekalian akan menerima balasannya! Jika sahabat sering berkumpul campur aduk dengan yang bukan mahram alias ber-ikhtilat, maka silahkan saja lakukan sekehendak hatimu, tapi ingat sahabat sekalian akan menerima balasannya! Jika sahabat meninggalkan shalat wajib lima waktu dan puasa wajib, maka silakan saja itu pilihan sahabat sekalian untuk melakukan atau tidak, tapi ingat sahabat akan menerima balasannya! Jika sahabat sekalian suka memakan harta haram dan mengambil riba, ingat juga sahabat akan menerima balasannya! Jika sahabat sering berbohong, mencuri, bersumpah selain atas nama Alloh, sering berjanji dan mengingkarinya, menghina aturan-aturan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan meninggalkannya, berhukum selain dengan hukum Alloh Subhanahu wa ta’ala, melakukan jual beli barang haram, zina, dan seabreg kelakuan kita yang nyeleneh alias melanggar dari aturan main yang ditetapkan Alloh, maka siap-siap kena kartu kuning atau bahkan kena kartu merah dari Alloh SWT, dan kita tahu apa resikonya! Jika sahabat mencintai seseorang, tapi caranya tidak sesuai dengan aturan main dari Alloh, maka siap-siap kena penalty dari Alloh Subhanahu wa ta’ala! Hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa akhirnya kamu akan mati Cintailah siapapun, tapi ingat pada suatu saat kamu akan berpisah dengan yang engkau cintai itu Berbuatlah sekehendak hatimu, tapi ingat kamu akan menerima balasannya.’ عِشْ مَا شِــئْتَ فَإِنَّـكَ مَـيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ وَاعْـمَلْ مَـا شِئْتَ فَإِنَّـكَ لاَقِـيْـهِ"Hiduplah sesukamu karena sungguh engkau pasti mati. Cintailah siapa pun yang engkau suka karena sungguh kalian pasti berpisah. Berbuatlah sesukamu karena sungguh engkau pasti menemui balasan perbuatanmu itu.” [HR al-Baihaqi]Ini adalah kalimat perintah yang mengandung makna peringatan. Pesannya bahwa hidup, cinta, dan perbuatan mengandung batas dan tanggung jawab. Karena itu, hadits ini secara tersirat memuat peringatan agar manusia memanfaatkan usianya dengan baik sebelum meninggal dunia, tak terlena dengan kecintaan fana misalnya terhadap harta atau keluarga, serta tak sembrono dalam bertindak karena semua itu mengandung konsekuensi. Redaksi hadits ini merupakan ucapan Jibril kepada Rasulullah. Namun, pesannya sesungguhnya berlaku umum untuk semua umat manusia. Wallahi a'lam. Literasi News - Suatu saat Malaikat Jibril pernah memberikan lima nasihat kepada Rasulullah SAW seperti yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini قال رسول الله ﷺ أتاني جبريل ، فقال يامحمد عش ماشئت فإنك ميت واعمل ماشئت فإنك مجزى به وأحبب من شئت فإنك مفارقه وأعلم أن شرف المؤمن صلاته بالليل وعزه استغناؤه عن الناس رواه الطبرانى Rasulullah SAW telah bersabda, telah datang kepadaku Malaikat Jibril, dan Ia berkata "Wahai Muhammad, Hiduplah sesukamu tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan mati. Berbuatlah sesukamu tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. Cintailah siapa yang kamu suka tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin terletak pada shalat malamnya dan kehormatannya terletak pada ketidak-butuhannya kepada manusia.' "HR. Ath-Thabrani. Baca Juga Jelang Penutupan Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Beberapa Instansi Masih Sepi Pelamar Nasihat pertama, Hiduplah sesukamu, tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan mati. Artinya bahwa kematian adalah suatu keniscayaan yang akan dialami oleh siapapun, hanya persoalan waktu, tempat dan keadaan yang membedakan kematian kita dengan orang lain, maka hendaklah selalu ingat kepada kematian. Nasihat kedua, berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. Maksudnya bahwa sekecil apapun kebaikan atau keburukan amalan kita di dunia dipastikan akan mendapatkan balasan kelak di akhirat, maka hendaklah banyak melakukan kebaikan dan pertimbangkan baik-baik akan balasan kelak di akhirat ketika akan melakukuan perbuatan buruk. Nasihat ketiga, cintailah siapa yang kamu suka, tapi ingatlah sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Maksudnya jangan terlalu berlebihan dalam mencintai siapapun karena seseorang atau apapun yang kita cintai pada akhirnya akan ditinggalkan dan akan berpisah dengan kita. Maka hendaklah kecintaan kepada Allah SWT dan kepada Rasul-Nya menjadi kecintaan yang utama dalam hati kita, karena kecintaan tersebut yang akan kekal abadi sampai dibangkitkan kelak di akhirat. Baca Juga Jokowi Perpanjang PPKM Level 4 Sampai 2 Agustus, Ini Aktivitas yang Diperbolehkan Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam Search for HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam Search for HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam Search for HIDUPLAH SESUKAMU, TAPI INGAT ENGKAU AKAN MATI Home/Akidah & Tauhid, Tazkiyatun Nufus/HIDUPLAH SESUKAMU, TAPI INGAT ENGKAU AKAN MATI Previous Next View Larger Image HIDUPLAH SESUKAMU, TAPI INGAT ENGKAU AKAN MATI بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ HIDUPLAH SESUKAMU, TAPI INGAT ENGKAU AKAN MATI Hiduplah sesukamu, engkau akan kembali kepada Allah. Raihlah segala gemerlap dunia, engkau tetap akan sendiri di bawah tanah. Silakan marah terhadap takdir Allah, berkeluh-kesah dalam ujian, dan lupa akan Akhirat. Cepat atau lambat, di dunia atau di Akhirat, engkau akan tahu tugas kehidupanmu. وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat 56] Penulis al-Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi hafizhahullah Sumber Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 450 134 878 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Email [email protected] Twitter NasihatSalaf Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest By Admin Nasihat Sahabat2020-05-04T232915+0000May 4th, 2020Akidah & Tauhid, Tazkiyatun Nufus0 Comments About the Author Admin Nasihat Sahabat Related Posts BERSAINGLAH DALAM KEBAIKAN June 4th, 2023 0 Comments BUAH BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH May 29th, 2023 0 Comments INGIN AGAR ALLAH MENGHAPUS BANYAKNYA DOSA KITA TANPA KITA BERSUSAH PAYAH? May 15th, 2023 0 Comments TENANGLAH DAN JANGAN GELISAH May 13th, 2023 0 Comments CARILAH RIDA ALLAH, BUKAN RIDA MANUSIA May 13th, 2023 0 Comments Leave A Comment Cancel replyComment Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Δ ISY MAA SYI’TA FAINNAKA MAYYIT Hiduplah Sesukamu, Karena Pasti Kamu Mati Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ “Jibril mendatangiku lalu berkata “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari untuk shalat malam, dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483 PENJELASAN HADITS Jibril datang kepada Nabi kita Muhammad shallallohu alaihi wasallam lalu berbicara kepada beliau dalam konteks beliau sebagai salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dia tidak berbicara kepada beliau dalam konteks sebagai Nabi ataupun Rasul, sehingga perkataan Jibril dalam hadits ini adalah sebuah perkataan yang cocok dan baik untuk semua hamba Allah. Oleh sebab itu marilah kita cermati perkataan Jibril ini dengan seksama untuk seterusnya kita amalkan, karena ilmu menuntut kita untuk mengamalkannya. Dan kalimat yang disampaikan oleh Jibril di sini adalah kalimat yang ringkas, namun sarat akan makna. Benar, kalimat tersebut adalah kalimat yang terbatas, yang dengannya Jibril memberi nasihat kepada Nabi Muhammad. Dan sekaligus ia adalah pengingat dan peringatan bagi setiap individu dari ummat beliau sepeninggal beliau. Jika Nabi shallallohu alaihi wasallam dinasehati, dan diingatkan Maka bagaimana dengan manusia selain beliau? Maka pasti mereka lebih membutuhkan terhadap nasihat dan peringatan, mereka tidak bisa lepas dari keduanya. ISY MAA SYI’TA FAINNAKA MAYYIT “Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati,” Jibril memulai nasehatnya dengan mengingat kematian, karena kematian adalah hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia, meskipun ia ditakuti kedatangannya pasti akan datang. Dan tidak ada yang tahu kecuali Allah swt kapan dan dimana seseorang akan meninggal dunia. Kematian tidak dapat dimundurkan dan juga tidak dapat dimajukan. Allah swt berfirman وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. Qs. Al-A’raf 34 Dalam ayat lain Allah swt berfirman إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati pula. Qs. Az-Zumar 30 Hadits yang mulia diatas menunjukkan sebuah perintah, hiduplah sesukamu, hiduplah terserah engkau, nikmatilah apa yang ada di dunia ini, tetapi ingat, kamu pasti akan meninggalkan semuanya, kamu pasti akan mati. Dan tidak ada satupun kesenangan di dunia ini yang ikut menemani engkau sampai mati. Karena pada hakikatnya kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan belaka. Allah swt berfirman وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ “Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya”. [al-An’âm/6 32] Kehidupan dan kematian, sejatinya bukan suatu hal yang perlu di takuti, karena keduanya adalah salah satu diantara bentuk ujian yang diberikan oleh Allah swt kepada kita. Allah ingin melihat siapa diantara hambanya yang paling baik amalannya dalam menerima ujian kehidupan dan kematian tersebut. Allah swt berfirman الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Qs. Al-Mulk 2 Dunia dengan segala kemewahannya, dapat memperdaya manusia. Menjadikan manusia lupa daratannya, lupa akan jati dirinya. Sehingga menghalalkan segala cara hanya untuk mencari kesenangan dunia. Fokusnya kepada tiga hal; Harta, Tahta, dan Wanita. Ketiga hal inilah yang banyak manusia tergadaikan kehormatnnya, tergadaikan ketaatannya, dan bahkan ada yang tergadaikan keimanannya. Jangankan orang awam yang kurang pemahamannya terhadap agama, orang yang alim ahli dalam agama kiyai, ulama, ustadz sekalipun terkadang terjebak pada keinginan dunia, sehingga melupakan kehidupan akhiratnya. Padahal Allah swt telah mengingatkan kita bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dan kekal dibandingkan kehidupan dunia wal akhiratu khairuw wa abqo. Setiap kematian anak cucu Adam, seharusnya menjadi pelajaran bagi kita yang juga akan merasakan hal yang sama. Ada dua keadaan kematian yang Allah tampakkan kepada kita. Husnul Khotimah dan Su’ul Khotimah. Seseorang yang dicabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah, orang tersebut dalam keadaan berdiri sholat, ruku, sujud, dan dalam keadaan membacaan Al-Qur’an dan ketaatan-ketaatan lainnya. Sedangkan orang yang dicabut nyawanya dalam keadaan su’ul khotimah, mereka yang dalam keadaan berzina, mabuk-mabukan, mendzalimi orang lain, bahkan kemarin kita saksikan ada sebuah video yang beredar seseorang yang lagi asyiknya berjoget dangdut, tiba-tiba Allah cabut nyawanya. Gambaran tersebut diatas juga akan kita alami. Dan akan menjadi rahasia selamanya dalam keadaan bagaimana Allah akan mencabut nyawa kita. Tetapi Allah kabarkan kepada kita melalui lisan rasulNya tanda-tanda orang yang akan Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah, secara umum mereka yang selalu istiqomah berada dalam ketaatan kepada Allah swt. Rasulullah saw menganjurkan kepada kita agar selalu meminta kepada Allah akhir kehidupan yang baik dan berlindung kepadaNya akhir kehidupan yang buruk Allahumma inna nas aluka husnul khotimah wana’udzubika min su’il khatimah. Kematian bagi seorang mukmin bukanlah suatu hal yang menakutkan, bahkan kedatangannya sudah ditunggu. Kenapa? Karena orang mukmin setiap harinya sudah siap, kapanpun dan dimanapun. Orang mukmin selalu dalam ketaatan kepada Allah, mereka adalah orang yang selalu meningkatkan nilai-nilai ketaqwaannya, dan banyak mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi yaitu akhirat. Allah swt berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al Hasyr 18. Dalam bukunya Ahlur Rahmah, Syekh Thaha Abdullah al Afifi mengutip ungkapan sahabat Nabi Muhammad saw yakni Ali bin Abi Thalib ra tentang taqwa, yaitu الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَاْلإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ Takut kepada Allah yang Maha Mulia, mengamalkan apa yang termuat dalam at tanzil Al-Qur’an, mempersiapkan diri untuk hari meninggalkan dunia dan ridha puas dengan hidup seadanya sedikit Selain itu, mukmin yang banyak mengingat kematian kemudian dia termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan, dialah mukmin yang cerdas. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” HR. Ibnu Majah Jadilah mukmin yang cerdas, mukmin yang selalu ingat mati dan mempersipkan bekal untuk kehidupan akhirat. Perkataan Malaikat Jibril menjadi cambuk bagi kita semua bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan yang pasti akan datang ialah kematian. Hiduplah sesukamu, bisa kita ambil dengan memanfaatkan kehidupan yang diberikan oleh Allah untuk beribadah kepadaNya. Karena manusia yang terbaik adalah mereka yang panjang umurnya juga baik amalannya. Syarif Hidayat, Guru Al Quran SMP Islam Al Ikhlas

berbuatlah sesukamu tapi ingat kau akan mati